Kediri lagi-lagi bikin gebrakan. Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (akrab disapa Mas Dhito) menyalurkan bantuan fasilitas laptop dari program CSR untuk 126 siswa SMA Boarding School di Kabupaten Kediri. Bukan sekadar bagi-bagi perangkat, langkah ini jelas punya misi besar: ngebut kualitas belajar biar para siswa makin siap bersaing masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Gue lihat ini sebagai sinyal tegas bahwa investasi pendidikan itu nggak boleh setengah-setengah. Di era yang serba digital, akses perangkat belajar adalah “senjata” penting. Laptop bukan cuma alat ngetik tugas, tapi juga pintu masuk ke materi belajar, latihan soal, kelas daring, riset, sampai simulasi ujian. Kalau fasilitasnya merata, peluang anak-anak buat ngejar standar PTN juga makin kebuka lebar.
Penyaluran laptop CSR ini juga nyambung sama semangat kita semua: bikin sistem pendidikan yang ngangkat potensi, bukan cuma nunggu bakat muncul sendiri. Boarding school punya ritme belajar yang ketat, dan perangkat yang memadai bakal bikin prosesnya makin efektif—mulai dari penyusunan portofolio, pendalaman mapel, sampai penguatan literasi digital. Mas Dhito memasang target yang jelas: siswa Kediri harus berani tembus PTN dan naik kelas dalam daya saing.
Kenapa Laptop Ini Jadi Deal Besar Buat Anak-anak Kediri?
Kalau kita ngomongin pendidikan hari ini, realitanya sederhana: yang cepat adaptasi teknologi, dia yang punya keunggulan. Bantuan laptop untuk 126 siswa ini jadi dorongan nyata agar proses belajar tidak ketinggalan zaman dan nggak kalah start dibanding daerah lain.
1) Dorong Persiapan Masuk PTN Lebih Terukur
Dengan laptop, siswa bisa lebih gampang akses bank soal, tryout online, materi pembahasan, dan platform pembelajaran yang relevan dengan seleksi masuk PTN. Belajar jadi lebih terarah, bukan cuma mengandalkan buku cetak atau metode lama.
2) Perkuat Literasi Digital dan Kemandirian Belajar
Boarding school itu menuntut disiplin. Fasilitas laptop bikin siswa bisa membangun pola belajar mandiri: cari referensi, latihan rutin, bikin rangkuman digital, sampai kolaborasi tugas secara online.
3) CSR yang Nyasar ke Inti Masalah: Akses dan Kesempatan
Program CSR sering dipertanyakan dampaknya. Tapi kalau arahnya ke kebutuhan langsung siswa—alat belajar yang memang dipakai harian—ini lebih terasa manfaatnya. Intinya bukan gaya-gayaan, tapi pemerataan kesempatan.
Semangat 45 Versi Anak Sekolah: Berjuang Lewat Ilmu
Kita ini bangsa yang lahir dari perjuangan, dan hari ini medan juangnya salah satunya ada di pendidikan. Ketika pemda dan dunia usaha lewat CSR ikut turun tangan, yang didorong bukan cuma nilai rapor, tapi mental berani bersaing. Target tembus PTN itu bukan mimpi kalau ekosistemnya dibangun bener: fasilitas ada, pendampingan kuat, dan kemauan anak-anaknya dijaga terus.
Slug: mas-dhito-bagi-laptop-126-siswa-boarding-school-kediri-target-tembus-ptn
Meta Description: Bupati Kediri Mas Dhito menyalurkan laptop CSR untuk 126 siswa SMA Boarding School. Targetnya jelas: dorong kesiapan belajar dan tingkatkan peluang tembus PTN lewat dukungan fasilitas digital.
