Tim Medis Jatim kembali menunjukkan kerja nyata di medan bencana. Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengirim dokter spesialis dan relawan kesehatan untuk menangani ribuan warga terdampak banjir di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Langkah ini menegaskan bahwa solidaritas antarwilayah bukan slogan. Ini adalah praktik gotong royong yang hidup. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menegaskan misi tersebut sebagai mandat kemanusiaan.
Tim Medis Jatim dikerahkan ke Aceh selama 9–19 Desember 2025
Tim Medis Jatim bertugas sejak 9 hingga 19 Desember 2025. Tim bergerak di lima titik layanan strategis. Fokusnya adalah memperluas jangkauan pelayanan bagi warga yang sulit mengakses fasilitas kesehatan.
Selain itu, layanan lapangan membantu mengurangi beban puskesmas dan rumah sakit setempat. Karena itu, respons cepat menjadi kunci agar dampak kesehatan pascabanjir tidak meluas.
Lokasi layanan dan pola kerja di lima titik strategis
Penugasan dibagi pada beberapa titik agar layanan merata. Pendekatan ini penting karena sebaran pengungsi sering berpindah. Namun, kebutuhan kesehatan tetap harus terlayani.
Prinsip layanan yang digunakan tim
- Pelayanan jemput bola di titik-titik yang paling terdampak.
- Triase sederhana untuk menentukan prioritas kasus.
- Koordinasi lokal dengan jejaring kesehatan setempat.
- Edukasi singkat tentang kebersihan pascabanjir.
Oleh karena itu, pola kerja tim tidak hanya kuratif. Tim juga memperkuat pencegahan penyakit menular.
Jenis layanan kesehatan yang dibutuhkan korban banjir
Banjir membawa risiko kesehatan berlapis. Banyak warga mengalami keluhan yang muncul akibat air kotor, kondisi lembap, dan keterbatasan sanitasi.
Keluhan yang umum ditangani
- Infeksi saluran pernapasan akut.
- Penyakit kulit dan gatal-gatal.
- Diare dan gangguan pencernaan.
- Luka ringan dan infeksi akibat genangan.
- Keluhan pada kelompok rentan, seperti lansia dan balita.
Selain itu, pemantauan kesehatan ibu hamil juga penting. Sebab, layanan rutin sering terhenti saat bencana.
Khofifah: Mandat kemanusiaan dan wajah gotong royong Indonesia
Pernyataan Gubernur Khofifah menegaskan misi ini bukan sekadar bantuan teknis. Ini adalah mandat kemanusiaan. Negara hadir melalui kerja lintas daerah.
Tim Medis Jatim membawa pesan persatuan. Saat satu daerah tertimpa musibah, daerah lain bergerak membantu. Dengan begitu, semangat kebangsaan tetap menyala di lapangan.
Dampak misi: mempercepat pemulihan layanan dasar
Kehadiran tenaga medis mempercepat pemulihan layanan dasar. Terutama pada fase darurat dan transisi. Namun, pemulihan harus berlanjut hingga warga kembali stabil.
Manfaat yang dirasakan di lapangan
- Warga lebih cepat mendapat pemeriksaan dan obat.
- Kasus ringan tidak menumpuk di fasilitas kesehatan.
- Pencegahan wabah dilakukan lebih dini.
- Koordinasi lintas pihak menguat.
Oleh karena itu, misi kesehatan seperti ini perlu didukung data lapangan yang akurat. Tujuannya agar bantuan tepat sasaran.
Apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk mendukung
Bencana tidak bisa ditangani pemerintah saja. Partisipasi publik juga penting. Dukungan bisa dilakukan dengan cara yang terukur dan bertanggung jawab.
- Menyalurkan bantuan melalui lembaga resmi.
- Menyumbang kebutuhan higienitas dan obat dasar.
- Menyebarkan informasi yang sudah terverifikasi.
- Mendukung relawan dengan logistik yang dibutuhkan.
Selain itu, masyarakat perlu menghindari hoaks. Informasi keliru dapat menghambat kerja lapangan.
Penutup: Tim Medis Jatim dan pelajaran kebangsaan
Tim Medis Jatim di Aceh mengajarkan satu hal. Kepedulian adalah energi bangsa. Dengan kerja nyata, penderitaan warga dapat diringankan. Dengan disiplin koordinasi, pemulihan bisa dipercepat.
Jika solidaritas terus dirawat, Indonesia akan selalu punya daya lenting. Bahkan di tengah bencana.
[Sisipkan link internal ke artikel terkait di sini]